Archive for the ‘Uncategorized’ Category

Passive Active

Posted: July 3, 2013 in Uncategorized
Kalimat aktif (active voice) adalah kalimat dimana subject-nya melakukan pekerjaan, sebaliknya, Kalimat pasif (passive voice) adalah kalimat dimana subject-nya dikenai pekerjaan oleh object kalimat. Active voice lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan passive voice. Namun demikian, sering kita temukan passive voice di surat-surat kabar, artikel-artikel di majalah-majalah dan tulisan-tulisan ilmiah. Passive voice digunakan karena object dari active voice merupakan informasi yang lebih penting dibandingkan dengan subject-nya.

 
Contoh :
 

1. Active  : We fertilize the soil every 6 months 
    Passive : The soil is fertilized by us every 6 months  
2. Active  : Ayumi eats takoyaki (Ayumi makan takoyaki)
    Passive : Takoyaki is eaten by Ayumi (Takoyaki dimakan Ayumi)
3. Active  : Takeshi meets Shizuka everyday
    Passive : Shizuka is met by Takeshi everyday

IF CLAUSE

Posted: July 3, 2013 in Uncategorized

If Clause Type I

if + Simple Present, will-Future
Type I indicates what will happen, provided that a certain situation is given.
Examples:

If you send your order by fax, we will deliver the goods immediately.
If you invite me for lunch, I will help you with your presentation. 
If anita have more time Anita will clean the toilet.

If Clause Type II

if + Simple Past, would + infinitive
Type II indicates what could happen if a present situation were different.
Examples:

If we had more employees, we would work more efficiently.
If we delivered poor quality, we would not be the leading company in our business. 
If they told their father, he would be very angry.

If Clause Type III

if + Past Perfect, would + have + past participle
Type III indicates what could have happened in the past if a situation had been different then.
Examples:

If you had read the paper, you would have seen the advertisement.
If I had taken the bus, I would have been late.
If they hadn’t went to home, they would have found the rain
 
 
TOEFL

Berikut penulis akan menerangkan 15 contoh kalimat yang salah yang digunakan dalam TOEFL beserta jawaban yang benar beserta alasannya.
 
1. _____was ringing continuously for hours.
A. Loudly                                           C. The phone (X)
B. In the night                                     D. The bells
Kalimat di atas memiliki Verb yaitu was ringing, tapi tidak memiliki Subject. Dari pilihan jawaban; (A) Loudly dan (B) In the night salah karena keduanya adalah adverb. Jawaban (D) The bells juga salah karena bells adalah plural dan tidak sesuai dengan was ringing yang berbentuk singular verb. Jawaban terbaik adalah (C) The phone karena phone singular verb dan sesuai dengan singular verb was ringing.
 
2. Mr. Zulyanto was… the long chain of unfortunate events
A. the first to break  (X)                            C. firstly broken
B. the first breaking                              D. breaking the first
Ungkapan “the first to break” dalam kalimat terebut berasal dari bentuk panjang “the first man who broke”. Frasa “man who broke” dengan kata kerja bentuk lampau ini dapat diganti dengan struktur “to +V1”, yaitu “to break”.
 
3. I will return your notes assoon as …copying them.
A. I will finish                                      C. i finish (X)
B. I do finish                                       D.I finished
Kalimat itu tepat jika dilengkapi dengan subjek dan kata kerja berbentuk waktu Simple Present Tense, yaitu “I finish”.
 
4. This coffee tastes a little…to me.
A. strongly                                            C. so strong
B. Strong   (X)                                           D. too strong
Kata “tastes” (terasa, rasanya) harus diikuti jenis kata sifat,yaitu “strong” (kental).
 
5. She hasn’t seen her family….three years ago
A. since  (X)                                          C. for
B. from                                             D. Before
Kalimat tersebut berbentuk Present Perfect Tense (hasn’t seen). Jika keterangan waktunya menunjuk pada suatu titik waktu tertentu (“three years ago”, misalnya dihitung dari tahun 2008 titik waktunya adalah tahun 2005), maka kata depan yang harus dipakai adalah “sejak” (since).
 
6. The film ____ appearing at the local theater is my favorite.
A. now (X)
B. is
C. it
D. was
appearing bukanlah part of a verb tapi adjective. Subject nya adalah film dan verbnya adalah is. Jawaban (B), (C) atau (D) salah karena  kalimat diatas sudah memiliki verb. Jawaban terbaik adalah (A) now.
 
7. The bread _____ baked this morning smelled delicious.
A. has
B. was
C. it (X)
D. just
Analisa:
baked bukanlan part of a verb, tapi adjective. Verb dari kalimat diatas adalah smelled dan Subject nya adalah The bread. Jawaban (A) dan (B) salah karena baked adjective dan tidak membutuhkan helping verb. Jawaban (C) salah karena kalimat diatas sudah memiliki Subject. Jawaban terbaik adalah just.
 
8. I forgot my coat, ____ I got very cold.
A. then
B. so (X)
C. later
D. as a result
Kalimat diatas memiliki dua  buah klausa:  I forgot my coat dan I got very cold. Untuk menghubungkannya, kita harus menggunakan sebuah Coonector. Kata Then (A), later (C), dan as a result (D) bukanlah Connector. Jadi jawaban terbaik adalah (B) karena so bisa menghubungkan kedua klausa tersebut dengan benar.
 
9. It’s a shame that you have….time in Texas on the tour
A. so few                                          C. a few
B. so little (X)                                         D. a little
Kata “time” termasuk kata benda tak dapat dihitung (uncountable), jadi untuk menyatakan “begitu sedikit waktu” yang tepat adalah “so little time”. “Little” hanya digunakan pada kata benda tak dapat dihitung.
 
10. It is…day that travel advisories have been issued for most the major highways.
A. such snowy                               C. such a snowy (X)
B. so snowy                                   D. such snowy
“Such” digunakan secara khusus untuk menunjukkan suatu cirri bentuk benda tertentu (identity of type). Contoh lain:  “They regulary get “ The Daily Courier’. I wouldn’t read such a paper
 
11. Although she is very popular, she is not…her sister.
A. more pretty than                    C. pretty as
B. as pretty like                          D. prettier than (X)
Kalimat itu menggunakan Comparative Degree. Jika terdiri dari dua suku kata, untuk menyatakan lebih, maka cukup member imbuhan “-er” dan diikuti “than”. Jadi, pilihan yang benar adalah “prettier than”.
 
12. A few of….are planning to drive to Florida today.
A. we girls                                        C. girls us
B. girls we                                         D. us girls (X)
Kata “of” sebagai kata depatn jika diikuti kata ganti orang, maka harus berbentuk objek, sehigga pilihanyang tepat adalah “us girls”.
 
13. The child … playing in the yard is my son
A. now (X)
B. is
C. he
D. was
Pada contoh ini, Jika anda hanya melihat kata pertama pada soal di atas “the child”, mungkin anda mengira bahwa itu adalah subjek dari kalimat tersebut dan secara otomatis  anda akan menganggap bahwa “playing” adalah kata kerjanya. Tentu anda akan memilih jawaban B atau mungkin D untuk melengkapi kata kerja “playing” akan tetapi salah.
Kita harus menganalisa bahwa “playing” bukanlah kata kerja karena sudah terdapat kata kerja dalam soal tersebut yaitu “is”. Jadi tidak boleh anda memilih B atau D. Jika anda memilih C itupun salah karena pada kalimat tersebut sudah terdapat subjek yaitu “child”. Jadi kalimat tersebut sudah terdapat Verb (is) dan subjek (child). Jadi jawaban yang benar adalah “A”.
 
14. _____ was arriving in Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
A. In the morning
B. Mimien and Josh
C. They
D. Tom (X)
Soal diatas telah mengandung verb was arriving. Pada contoh soal ini, kita harus menambahkan sebuah subject. Karena verb atau kata kerja dari kalimat diatas adalah was arriving, maka dibutuhkan sebuah subject yang cocok dengan to be was (bentuk lampau dari to be is). Maka jawaban yang paling tepat adalah D.
 
15. The plane _____ landing in one hour
A. Will be (X)
B. Was
C. It is
D. It really is
Kalimat pada contoh ini telah mengandung subject the plane dan juga mengandung verb landing. Jawaban yang benar adalah pilihan A. will be. Perhatikan kesesuaian kalimat. Will be dibutuhkan untuk menyempurnakan kata kerja. Pilihan B salah karena keterangan in one hour berarti akan terjadi dimasa depan (belum terjadi), sedangkan was merupakan bentuk lampau. Pilihan C salah karena kalimat diatas telah mengandung subject.

Bahasa Inggris Bisnis 2

Posted: March 31, 2013 in Uncategorized

Pengertian Simple Present Tense

Simple Present Tense adalah suatu bentuk kata kerja untuk menyatakan fakta, kebiasaan, dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini. Bentuk kata kerja ini paling sering digunakan dalam bahasa Inggris. 

Contoh:

  1. She Likes Eating Out
  2. The Children Are Naughty
  3. Does She Like Eating Out?
  4. The Children Are  Not Naughty
  5. She Does Not Like Eating Out

 

Pengertian Present Continuous Tense

Present Continuous Tense adalah bentuk Kata Kerja yang digunakan untuk membicarakan aksi yang sedang berlangsung sekarang (present) atau rencana dimasa depan (future). Karena dapat digunakan pada present atau futuretense ini sering diiringi adverb untuk memperjelasnya. 

Contoh:

  1. The Ships Are Sailing
  2. He Is Smiling
  3. He Is Not Smiling
  4. The Ships Are Not Sailing
  5. He Is Rolling

 

Pengertian Simple Past Tense

Simple Past Tense adalah suatu bentuk kata kerja sederhana untuk menunjukkan bahwa suatu kejadian terjadi dimasa lampau. Pada simple past tense, waktu kejadian (yesterday, last two days, last year) atau periode waktunya (for two months, for a day, for an hour) dapat disebutkan secara spesifik. 

Contoh:

  1. The Teacher Came
  2. I Was a Stamp Collector
  3. The Teacher Didnt Came
  4. I Wasnt A Stamp Collector
  5. I Was a Carpenter

 

Pengertian Past Continuous Tense

Past Continuous Tense adalah suatu bentuk kata kerja yang digunakan untuk mengungkapkan bahwa suatu aksi sedang terjadi pada waktu tertentu dimasa lampau. Aksi tersebut telah dimulai tapi belum selesai pada saat itu. 

Contoh:

  1. The team was running
  2. The Workers were queuing
  3. The Team Was Not Running
  4. The Workers Were Not Queuing
  5. The Plane Was Flying

 

Pengertian Present Perfect Tense

Present Perfect Tense adalah suatu bentuk kata kerja yang digunakan untuk mengungkapkan suatu aktivitas atau situasi yang telah dimulai di masa lalu dan telah selesai pada suatu titik waktu tertentu di masa lalu atau masih berlanjut sampai sekarang. 

Contoh:

  1. I Have Watched
  2. I Have Ran
  3. He Has Left
  4. I Have Not Read
  5. He Has Not Gone

 

Pengertian Present Perfect Continuous Tense

Present Perfect Continuous Tense adalah suatu bentuk kata kerja yang digunakan untuk mengungkapkan aksi yang telah selesai pada suatu titik dimasa lampau atau aksi telah dimulai dimasa lalu dan terus berlanjut sampai sekarang. Aksi pada present perfect continuous tensebiasanya berdurasi waktu tertentu dan ada relevansinya dengan kondisi sekarang.

Contoh:

  1. She Has Been Driving
  2. The Toddlers have been Sleeping
  3. I have Been Writing
  4. He Has Been Drinking
  5. They Have Not Been Here

 

Pengertian Past Perfect Tense

Past Perfect Tense adalah salah satu bentuk kata kerja yang digunakan untuk menyatakan bahwa suatu aksi telah selesai pada suatu titik di masa lalu sebelum aksi lainnya terjadi. Aksi yang telah selesai dimasa lampau itu dapat terjadi berulang kali maupun hanya sekali. 

Contoh:

  1. My Brother Had Slept
  2. They Had Come
  3. He Had not Driving
  4. They Had seen
  5. We Had Gone

 

 

 

 

 

Pengertian Past Perfect Continuous Tense

Past Perfect Continuous Tense adalah suatu bentuk kata Kerja yang digunakan untuk mengungkapkan suatu aksi (dengan durasi waktu tertentu) telah selesai pada suatu titik waktu tertentu dimasa lalu.

Contoh:

  1. Lia Had Been Walking
  2. The Labors Had Been Demonstrating
  3. We Had been Waiting for an Hour
  4. The Students Had been Studying
  5. Dodi Had Not Been Practicing

 

 

 

 

 

 

 

Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu pula “etika bisnis” bisa
berbeda artinya.
Etika sebagai praksis berarti : nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak
dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Sedangkanetis, merupakansifat daritindakan yang
sesuaidengan etika.
Peranan Etika dalam Bisnis :
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :
1. Produk yang baik
2. Managemen yang baik
3. Memiliki Etika
Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat disamping itu dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tsb. Bisnis merupakan suatu unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.
Mengapa bisnis harus berlaku etis ?
Tekanan kalimat ini ada pada kata “harus”. Dengan kata lain, mengapa bisnis tidak bebas untuk berlaku etis atau tidak? Tentu saja secara faktual, telah berulang kali terjadi hal-hal yang tidak etis dalam kegiatan bisnis, dan hal ini tidak perlu disangkal, tetapi juga tidak perlu menjadi fokus perhatian kita. Pertanyaannya bukan tentang kenyataan faktual, melainkan tentang normativitas : seharusnya bagaimana dan apa yang menjadi dasar untuk keharusan itu.
Mengapa bisnis harus berlaku etis, sebetulnya sama dengan bertanya mengapa manusia pada umumnya
harus berlaku etis. Bisnis disini hanya merupakan suatu bidang khusus dari kondisi manusia yang umum.
Jawabannya ada tiga yaitu :

Tuhan melalui agama/kepercayaan yang dianut, diharapkan setiap pebisnis akan dibimbing oleh iman kepercayaannya, dan menjadi tugas agama mengajak para pemeluknya untuk tetap berpegang pada motivasi moral.

Kontrak Sosial, umat manusia seolah-olah pernah mengadakan kontrak yang mewajibkan setiap anggotanya untuk berpegang pada norma-norma moral, dan kontrak ini mengikat kita sebagai manusia, sehingga tidak ada seorangpun yang bisa melepaskan diri daripadanya.

Keutamaan, Menurut Plato dan Aristoteles, manusia harus melakukan yang baik, justru karena hal itu baik. Yang baik mempunyai nilai intrinsik, artinya, yang baik adalah baik karena dirinya sendiri. Keutamaan sebagai disposisi tetap untuk melakukan yang baik, adalah penyempurnaan tertinggi dari kodrat manusia. Manusia yang berlaku etis adalah baik begitu saja, baik secara menyeluruh, bukan menurut aspek tertentu saja.
3
KODE ETIK PERUSAHAAN
Kode Etik (Patrick Murphy) atau kadang-kadang disebut code of conduct atau code of ethical conduct ini, menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitan yang bisa timbul (mungkin pernah timbul dimasa lalu), seperti konflik kepentingan, hubungan dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah, sumbangan dan sebagainya.
Latar belakang pembuatan Kode Etik adalah sebagai cara ampuh untuk melembagakan etika dalam struktur dan kegiatan perusahaan. Bila Perusahaan memiliki Kode Etik sendiri, is mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memilikinya.
Manfaat Kode Etik Perusahaan :
1. Kode Etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai
corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya
saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya kode etik, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.
2. Kode Etik, dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan
komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup).
3. Kode etik menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
4. Kode Etik, menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk
mengatur diri sendiri (self regulation).
Soal untuk dikerjakan dan dikumpulkan.
1. Apa yang dimaksud dengan Etika Bisnis?
2. Jelaskan tentang bisnis yang ditinjau dari sudut pandang hukum, ekonomi dan etika!
3. Mengapa kita harus mempelajari Etika Bisnis?
4. Apa peranan Etika dalam bisnis?
5. Mengapa bisnis harus berlaku etis?
6. Apa yang dimaksud dengan Kode Etik Perusahaan dan apa manfaatnya?
4
ETIKA BISNIS & PEDOMAN PERILAKU
Prinsip Dasar
Untuk mencapai keberhasilan dalam jangka panjang, pelaksanaanGCG perlu dilandasi oleh integritas yang tinggi.
Oleh karena itu, diperlukan pedoman perilaku (code of conduct) yang dapat menjadi acuan bagi organ perusahaan
dan semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai(values) dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya
perusahaan. Prinsip dasar yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah:
Setiap perusahaan harus memiliki nilai-nilai perusahaan (corporate values) yang menggambarkan sikap moral
perusahaan dalam pelaksanaan usahanya.
Untuk dapat merealisasikan sikap moral dalam pelaksanaan usahanya, perusahaan harus memiliki rumusan etika
bisnis yang disepakati oleh organ perusahaan dan semua karyawan. Pelaksanaan etika bisnis yang
berkesinambungan akan membentuk budaya perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai perusahaan.
Nilai-nilai dan rumusan etika bisnis perusahaan perlu dituangkan dan dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman
perilaku agar dapat dipahami dan diterapkan.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
A. Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu,
sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi perusahaan.
Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam merumuskannya perlu disesuaikan dengan
sektor usaha serta karakter dan letak geografis dari masing-masing perusahaan.
Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain adalah terpercaya, adil dan jujur.
B. Etika Bisnis
Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk dalam berinteraksi
dengan pemangku kepentingan(stakeholders) .
Penerapan nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis secara berkesinambungan mendukung terciptanya budaya
perusahaan.
Setiap perusahaan harus memiliki rumusan etika bisnis yang disepakati bersama dan dijabarkan lebih lanjut dalam
pedoman perilaku.
C. Pedoman Perilaku
Fungsi Pedoman Perilaku
Pedoman perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam melaksanakan usaha
sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan semua karyawan perusahaan;
Pedoman perilaku mencakup panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan
donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis.
Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dan
kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, angggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta karyawan
perusahaan;
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan
harus senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi atau
keluarga, maupun pihak lainnya;
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk
kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain;
Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan, pihak yang
bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta;
Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya dalam RUPS sesuai
dengan keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan;
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan yang memiliki wewenang pengambilan
keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan terhadap setiap
keputusan yang telah dibuat olehnya dan telah melaksanakan pedoman perilaku yang ditetapkan oleh perusahaan.
Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Donasi
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang memberikan atau menawarkan
sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat Negara dan atau individu yang mewakili mitra
bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan;
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menerima sesuatu untuk
kepentingannya, baik langsung ataupun tidak langsung, dari mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan;
Donasi oleh perusahaan ataupun pemberian suatu aset perusahaan kepada partai politik atau seorang atau lebih
calon anggota badan legislatif maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh perusahaan, donasi untuk amal dapat
dibenarkan;
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan diharuskan setiap tahun membuat
pernyataan tidak memberikan sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan.
Kepatuhan terhadap Peraturan
Organ perusahaan dan karyawan perusahaan harus melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan
perusahaan;
Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan karyawan perusahaan melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan peraturan perusahaan;
Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Kerahasiaan Informasi
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan harus menjaga kerahasiaan
informasi perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, peraturan perusahaan dan kelaziman dalam
dunia usaha;
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan dilarang
menyalahgunakan informasi yang berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi
rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan pembelian kembali saham;
5
Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan, serta pemegang saham yang
telah mengalihkan sahamnya, dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi rahasia perusahaan yang
diperolehnya selama menjabat atau menjadi pemegang saham di perusahaan, kecuali informasi tersebut
diperlukan untuk pemeriksaan dan penyidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, atau tidak lagi
menjadi rahasia milik perusahaan.
Pelaporan terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku
Dewan Komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang pelanggaran terhadap
etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan diproses secara wajar dan tepat waktu;
Setiap perusahaan harus menyusun peraturan yang menjamin perlindungan terhadap individu yang melaporkan
terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan. Dalam pelaksanannya, Dewan
Komisaris dapat memberikan tugas kepada komite yang membidangi pengawasan implementasi GCG.

Bentoel Group merupakan  salah satu anggota dari British American Tobacco Group, kelompok usaha tembakau terbesar kedua di dunia berdasarkan pangsa pasar global yang beroperasi di lebih dari 180 negara.

Bentoel group saat ini adalah produsen rokok ke-4 terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 8% dan fokus pada proses integrasi dan sinergi untuk membangun masa depan yang stabil melalui pertumbuhan yang berkelanjutan dengan menerapkan empat pilar strategi yaitu memngembangkan Pertumbuhan lebih lanjut, meningkatkan Produktivitas, memastikan Tanggung Jawab bisnis dengan menjalankan Tata Kelola Perusahaan dan program Tanggung Jawab Sosial.

Didirikan oleh Ong Hok Liong pada tahun 1930 dengan bernama “Strootjes Fabriek Ong Hok Liong” kemudian berubah nama menjadi PT. Perusahaan rokok Tjap Bentoel pada tahun 1958. Pada tahun 2009 Bentol Group diakuisisi oleh british american tobacco, perusahaan rokok terbesar dunia kedua.

Perseroan aktif mengorganisir inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan dan fokus pada program pengembangan masyarakat yang secara konsisten memberikan kontribusi kepada masyarakat dan lingkungan di wilayah operasinya.

Perseroan dan anak-anak perusahaan berkomitmen untuk selalu memberikan kontribusi kepada masyarakat dan lingkungan dimana Perseroan beroperasi. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, berdasarkan keputusan Direksi Perseroan pada tahun 2010, dibentuk Komite Tanggung Jawab Sosial (CSR), yang tugasnya antara lain merencanakan dan memantau program CSR.

Untuk tahun 2011, program CSR Perseroan difokuskan pada kegiatan pengembangan masyarakat di bidang lingkungan hidup dan penanggulangan dampak bencana alam.

Pemberdayaan dan Kesadaran Lingkungan
Perseroan mendukung kegiatan 125 Kader Lingkungan yang bernaung di bawah Paguyuban Kader Lingkungan Kota Malang, Jawa Timur. Mereka adalah relawan lingkungan dari sekitar 513 RW (Rukun Warga) dari lima kecamatan di Kota Malang. Program kemitraan ini telah dimulai sejak tahun 2010 dan terus berlanjut pada tahun 2011. Melalui program kemitraan ini, perilaku masyarakat terhadap lingkungan sekitar dimana mereka bermukim sudah menampakkan perubahan ke arah yang lebih baik, khususnya di Kota Malang.

Para Kader Lingkungan bertugas mendorong masyarakat untuk mengembangkan perilaku yang bersahabat dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka juga mengawasi penerapan manajemen sampah dengan melakukan pemisahan antara sampah organik dan sampah non organik, membuat kompos, dan pemanfaatan gas metan. Program ini didukung secara aktif oleh ibu-ibu rumah tangga melalui program optimalisasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan rumah dan mempelopori pembangunan Bank Sampah di masing-masing RW.

Untuk merealisasikan program tersebut, Perseroan menjalin kerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Malang. Pihak pemerintah yang menetapkan RW terpilih yang akan menjadi pilot project dan selanjutnya diharapkan dapat menularkan program tersebut ke wilayah lain di Kota Malang.

Selain menyediakan pendanaan, Perseroan berharap agar program ini dapat menjadi kampanye efektif untuk meningkatkan kesadaran masyakarat terhadap pelestarian  lingkungan di sekitarnya. Perseroan memberikan dukungan berupa program sosialisasi dan pelatihan lingkungan hingga penyediaan infrastruktur.

Penanggulangan Bencana Alam
Terkait penanggulangan bencana alam, Perseroan memberikan bantuan bagi korban letusan Gunung Merapi, Jawa Tengah dan bencana tsunami di Mentawai, Sumatera Barat yang terjadi pada tahun 2010. Bantuan yang berkelanjutan diberikan kepada warga Dusun Ngablak, Desa Srumbung. Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Dusun Ngablak dikenal sebagai pusat produksi salak di Magelang sebelum Gunung Merapi meletus, dan belum memperoleh bantuan ketika tim CSR Perseroan memasuki dusun tersebut.

Program pertama yang diberikan kepada sekitar 200 Kepala Keluarga Dusun Ngablak adalah bantuan pengobatan darurat berupa pendistribusian kebutuhan sembilan bahan pokok yang disebar kepada penduduk dusun tersebut.

Tahapan berikutnya adalah upaya pemulihan tanaman salak yang rusak berat akibat tertimbun debu (vulkanik) Gunung Merapi. Tim CSR Perseroan memberikan bantuan berupa alat pertanian untuk membersihkan tanaman salak yang rusak dan mengolah lahan. Selanjutnya adalah memberikan bibit tanaman palawija kepada petani sebagai pengganti sementara sebelum tanaman salak kembali berbuah, yang diperkirakan membutuhkan waktu pemulihan selama tiga tahun.

Walau tanaman salak belum dapat berproduksi secara normal, pada Agustus 2011 warga Ngablak sudah melakukan panen buah palawija. Dengan demikian, roda perekonomian wilayah terebut mulai berputar kembali melalui tanaman palawija dan peternakan ayam. Secara bertahap penduduk Dusun Ngablak dapat mengembalikan kondisi lahan untuk kembali menjadi pusat produsen salak berkualitas.

Metode dengan tahapan yang sama diterapkan oleh Perseroan kepada warga Kepulauan Mentawai yang terkena dampak tsunami. Bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatera Barat, Perseroan membantu pembangunan 516 hunian sementara (huntara) untuk korban tsunami. Saat ini mereka mulai bisa menggerakkan roda kehidupan di pulau tersebut dengan kembali bercocok tanam dan kembali ke laut bagi penduduk yang sebelum bencana alam adalah nelayan.

Tanggung Jawab sosial perusahaan adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya  perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

Peran tanggung jawab sosial suatu perusahaan mencakup berbagai konsekuensi lingkungan dan sosial baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tanggung jawab sosial perushaan juga  merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat atau pun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya dengan meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika, seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen.

Dengan menunjukan kepedulian dan meningkatkan partisipasi terhadap lingkungan dan komunitas sekitar maka akan menyeimbangkan kepentingan antara beragam pemangku kepentingan internal dan eksternal. Di beberapa negara bahkan butuh memberikan laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dengan  standar akuntibilitas internasional dan standar manajemen lingkungan yang diakui.

Dengan adanya persaingan kerja diantara para lulusan maka program-program tanggung jawab sosial perusahaan dapat digunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar kerja. Di Indonesia, respon terhadap dampak kegiatan sebuah korporasi bertumpang tindih dengan kondisi masyarakat yang pemenuhan kebutuhan dasarnya masih bermasalah. Karenanya, perusahaan baik BUMN maupun swasta, yang berskala nasional maupun multi nasional, berurusan dengan kekuatan sosial yang besar dan nyata—menyangkut isu pemenuhan kebutuhan dasar— yang kekuatannya  bukan hanya di sekitar lokasi kegiatan,  tetapi juga di tataran nasional bahkan global. Di tingkat dunia tanggung jawab perusahaan diikat dengan kerangka perjanjian global, seperti UN Global Compact, the voluntary principles on security and human rights, Business Leaders Initiative on Human Rights (BLIHR), ataupun pakta anti korupsi.

Di Indonesia tanggung jawab sosial perusahaan sudah diikat pada aspek legal melalui klausul dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroaan Terbatas (UU PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM). Pasal 74 UU PT menyebutkan bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sementara pasal 15 huruf b UU PM menyebutkan, setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Jika kewajiban tersebut tidak dilaksanakan maka perseroan atau penanam modal akan dikenakan sanksi mulai dari peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal, hingga pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.

Korporasi, mau tidak mau, harus melakukan berbagai kompromi, adaptasi, dan respon mitigasi, apabila menghendaki keberadaannya aman dari aspek hukum, diterima oleh masyarakat sekitarnya, dan kegiatannya dapat berkelanjutan. Pada fase awal kegiatan yang diyakini sebagai tanggung jawab sosial perusahaan biasanya berupa kegiatan kekeluargaan, sumbangan pada lembaga keagamaan dan yayasan sosial, serta sedikit pengenbangan komunitas. Namun kegiatan tersebut amat tergantung pada keinginan dari pihak manajemen perusahaan sendiri. Hasil Program Penilaian Peringkat Perusahaan (PROPER) Kementerian Negara Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa dari 466 perusahaan dipantau ada 72 perusahaan mendapat rapor hitam, 150 merah, 221 biru, 23 hijau, dan tidak ada yang berperingkat emas. Fakta ini menunjukkan bahwa masih sangat banyak perusahaan yang belum menjalankan tanggung jawab lingkungan maupun sosial.

Tema tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) kecenderungannya akan semakin menguat di masa mendatang,  baik di tingkat lokal, nasional dan global, sejalan dengan menguatnya gerakan lingkungan merespon berbagai perubahan global. Meskipun payung hukum yang ada masih bisa ditafsirkan berbeda-beda—dibeberapa daerah terdengar ada upaya untuk menyusun Perda terkait CSR— kekuatan nyata dari  masyarakat yang semakin terorganisasi dan semakin berwawasan, mau tidak mau harus direspon oleh korporasi bila mengehendaki keselamatan dan keberlanjutan operasinya. Korporasi, dalam berbagai   kejadian berakibat serius—bahkan sampai korban jiwa masyarakat— selalu tersudutkan karena tidak menjalin hubungan  baik dengan masyarakat, dan memang pada nyatanya banyak yang belum memiliki divisi khusus community development (CD) yang menangani CSR, berbagai permasalahan hanya ditangani oleh corporate relation (CR) atau bagian public relation.

Tidak perlu masuk menganalisis  dari sudut pandang  ekonomi politik, siapa  berfihak ke mana :  neolib, ekonomi kerakyatan, state capitalist, dan sebagainya. Gunakan saja peluang dan potensi  yang ada untuk menanggulangi  berbagai masalah di masyarakat, untuk  meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Kedepan, korporasi akan semakin mengendorkan tensinya dan mengakomodasi  aspirasi yang muncul dari sekitarnya, atau merncari sasaran bantuan sendiri dari berbagai informasi yang tersedia.

Meskipun masih tetap berpegang pada fakta bahwa korporasi hanya berorientasi pada efisiensi biaya dan optimalisasi profit, dan tanggung jawab sosial perusahaan dianggap sebagai beban biaya capital maintenance, sehingga korporasi  akan mengontrol ketat munculnya pos pengeluaran baru yang tercermin pada sikap diam bila di lingkungan sekitarnya aman tenteram dan tidak melakukan tuntutan.  Bila ada korporasi memberikan respon positip terhadap keharusan melaksanakan program CSR, itu tidak berarti bahwa  mereka secara inheren memiliki niat baik tetapi karena tuntutan dari luar dan adanya kebutuhan pencitraan untuk meningkatkan reputasi korporasi.

Banyak sekali ruang gerak di bidang CSR yang bisa dilakukan. Lingkungan dan sosial merupakan aspek utama dari kegiatan yang dilakukan, baik terkait konservasi alam maupun pengembangan masyarakat dan peningkatan kesejahtaraan masyarakat sekitar. Kontribusi langsung kepada masyarakat masih perlu didorong untuk ditingkatkan karena dapat memberikan dampak nyata. Selain itu CSR juga memiliki fleksibitas yang tinggi yang dapat menutupi keterbatasan dari perencanaan pembangunan formal yang selama ini ada.

 

 

Pengumpulan Data

Posted: May 9, 2012 in Uncategorized

Tugas Softskill

Nama : Dimas Arya Mandala

Kelas : 3ea04

NPM  : 14209270

Pengumpulan Data

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari Bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.

Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.

Dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, data dicirikan sebagai sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekedar ada dan tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa dimanfaatkan atau tidak.

Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:

• Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta

• Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi

• Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi

intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan

 

Tipe Tipe Data

menurut cara perolehannya data terbagi menjadi du, yaitu:

1. Data primer

data yang didapat langsung dari lapangan, laboratorium, atau dikumpulkan secara kelompok atau perorangan.

2. Data sekunder

Data yang didapat dari pihak lain 

 

Menurut sifatnya data terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Data kualitatif

2. Data kuantitatif

 

Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

  • Merupakan sebuah pertukaran informasi antara pewawancara dengan yang diwawancarai.
  • Perlu ada perencanaan dan tujuan khusus.
  • Terdiri dari pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
  • Tujuannya mendapatkan informasi dari narasumber/informan untuk keperluan proses pengambilan maupun evaluasi kebijakan publik.
  • Metode yang paling efektif.
  • Ada 2 tipe pertanyaan dalam wawancara :
    • Open-Ended(Terbuka)
      • Pertanyaan ini netral dan tidak dibatasi.
      • Pewawancara mengijinkan secara bebas orang yang diwawancarai dalam menjawab pertanyaan, dan pewawancara menganjurkan narasumber memberikan informasi yang tidak diketahui sebelumnya kepada pewawancara.
    • Closed-Ended(Tertutup)
      • Pewawancara lebih mudah mengontrol narasumber, karena apa yang akan ditanyakan sudah pasti dan menghindari narasumber menjawab bebas.
  • Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :

a.       Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.

b.      Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.

c.       Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.

  • Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :

a.       Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.

b.      Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

c.       Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

d.      Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar olehinterviewer.

2. Observasi

  • Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
  • Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
  • Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :

a.       Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

b.      Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

c.       Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.

d.      Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.

e.       Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

3. Kuisioner

  • Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.
  • Macam-macam bentuk kuisioner :
    • Kuisioner Terstruktur Terbuka
      • Tingkat struktur dalam kuesioner adalah tingkat standarisasi yang diterapkan pada suatu kuesioner. Pada kuesioner terstruktur yang terbuka dimana pertanyaanpertanyaan diajukan dengan susunan kata-kata dan urutan yang sama kepada semua responden ketika mengumpulkan data.
    • Kuisioner Tak Terstruktur Terbuka
      • Kuesioner tak terstruktur yang terbuka dimana tujuan studi adalah jelas tetapi respon atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka.
    • Kuisioner Tak Terstruktur Tersamar
      • Kuesioner tidak terstruktur yang tersamar berlandaskan pada riset motivasi. Para periset telah mencoba untuk mengatasi keengganan responden untuk membahas perasaan mereka dengan cara mengembangkan teknik-teknik yang terlepas dari masalah kepedulian dan keinginan untuk membuka diri. Teknik tersebut dikenal dengan metode proyektif. Kekuatan utama dari metode proyektif adalah untuk menutupi tujuan utama riset dengan menggunakan stimulus yang disamarkan.
      • Metode proyektif merupakan cara yang digunakan untuk menggambarkan kuesioner yang mengandung stimulus yang memaksa para subjek untuk menggunakan emosi, kebutuhan, motivasi, sikap, dan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri dalam memberikan suatu jawaban atau respon.
      • Stimulus yang paling sering digunakan adalah asosiasi kata, kelengkapan kalimat, dan bercerita atau penuturan cerita.
    • Kuisioner Terstruktur Tersamar
      • Kuesioner terstruktur yang tersamar merupakan teknik yang paling jarang digunakan dalam riset pemasaran. Kuesioner ini dikembangkan sebagai cara untuk menggabungkan keunggulan dari penyamaran dalam mengungkapkan motif dan sikap dibawah sadar dengan keunggulan struktur pengkodean serta tabulasi jawaban.
  • Langkah-langkah merancang sebuah kuisioner :

1. Tetapkan informasi yang ingin diketahui.
2. Tentukan jenis kusioner dan metode administrasinya.
3. Tentukan isi dari masing-masing pertanyaan.
4. Tentukan banyak respon atas setiap pertanyaan.
5. Tentukan kata-kata yang digunakan untuk setiap pertanyaan.
6. Tentukan urutan pertanyaan.
7. Tentukan karakteristik fisik kuisioner.
8. Uji kembali langkah 1 sampai 7 dan lakukan perubahan jika perlu.
9. Lakukan uji awal atas kuisioner dan lakukan perubahan jika perlu.

 

 

Metode Ilmiah

Posted: May 9, 2012 in Uncategorized

Tugas Softskill 

Nama : Dimas Arya Mandalla

Kelas : 3ea04

NPM : 14209270

Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

 

Unsur utama metode ilmiah adalah sebagai berikut

  1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

 

Karakterisasi

Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, stetoskoop atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur.

 

Langkah Langkah Dalam Metode Ilmiah

– Observasi awal

– Mengidentifikasi masalah

– Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis

– Melakukan Eksperimen

– Menyimpulkan Hasil Eksperimen

Penalaran

Posted: March 10, 2012 in Uncategorized

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA
NAMA : DIMAS ARYA MANDALA
KELAS : 3EA04
NPM : 14209270
FAKULTAS : EKONOMI
JURUSAN : MANAJEMEN

Penalaran
Hakikat Penalaran
Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi(consequence).
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat(kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Penalaran mempunyai 2 jenis, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.
A . PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuanbaru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Deduksi ialah proses pemikiran yang berpijak pada pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus. Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme, yaitu proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).
Hukum-hukum Silogisme
a. Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term:
1. Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
2. Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
3. Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
4. Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.
b. Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi.
1. Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif juga.
2. Kedua premis tidak boleh sama-sama negatif.
3. Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yang paling lemah)
4. Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.

Bentuk Silogisme Menyimpang
Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.
Contoh:
“Mereka yang akan dipecat semuanya adalah orang yang bekerja tidak disiplin. Kamu kan bekerja penuh disiplin. Tak usah takut akan dipecat”.
Bentuk standar:
“Semua orang yang bekerja disiplin bukanlah orang yang akan dipecat.
Kamu adalah orang yang bekerja disiplin.
Kamu bukanlah orang yang akan dipecat”.
B . PENALARAN INDUKTIF
Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Untuk minggu ini saya akan mencoba membahas tentang penalaran Induktif.
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi dan hubungan kausal.
Jenis-jenis penalaran induktif antara lain :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contohnya :
• Luna Maya adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
• Nia Ramadhani adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
Generalisasi:
Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
2. Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
a . Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan.
b . Meramalkan kesaman.
c . Menyingkapkan kekeliruan.
d . klasifikasi
Contoh analogi :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.